KI 2019 Jogja; Pengalaman, Inspirasi dan Motivasi

Ahad pagi (13/10/2019) menjadi waktu yang dipilih untuk mengawali perjalanan kami untuk Kunjungan Industri (KI) ke kota tujuan Yogyakarta. Sebuah daerah istimewa yang dipimpin oleh keturanan kesultanan Yogjakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Jogja juga menjadi kota terbesar ke empat di pulau jawa bagian selatan setelah Bandung, Malang dan Surakarta menurut jumlah penduduk.

Yogyakarta menjadi kota kunjungan industri tahun ini yang dipilih berdasarkan jumlah mayoritas pilihan siswa. Mengunjungi kota ini seolah mengobati kerinduan bagi kami yang pernah menginjakkan kaki di kota yang juga dikenal sebagai kota pelajar ini dengan banyaknya angkringan di sepanjang alun-alun keraton.

Pukul 08.30 WIB seluruh siswa kelas XII sudah mulai bersiap menaiki bus yang sebelumnya telah mendapatkan arahan dari kepala sekolah. Jumlah siswa yang mengikuti KI tahun ini sejumlah 114 siswa dengan jumlah guru pendamping 13 orang.

Perjalanan kami tempuh mengendarai jalur darat dan laut dengan 3 armada bus selama kurang lebih 18 jam perjalanan. Kami tiba di Jogja pukul 02.30 dini hari di Resto Grafika daerah Kalasan. Karena tiba lebih cepat sebagian dari kami ada yang masih melanjutkan tidurnya, ada yang turun dari bus untuk melemaskan persendian tubuh dan kemudian bersiap mandi, sholat dan sarapan pagi.

Tujuan pertama kunjungan kami adalah ke PT. Mirota KSM sebuah perusahaan yang memproduksi susu formula untuk balita dan lansia yang awal berdirinya merupakan toko roti. Nama Mirota merupakan kepanjangan dari Mirah Roti Rakyat yang kala itu digemari masyarakat sekitar. Kemudian dari usaha roti berubah menjadi perusahaan susu formula.

Di PT. Mirota KSM kami disambut baik oleh perwakilan perusahaan yang menyampaikan sejarah perusahaan ini berdiri dan standar kelayakan sebuah produk untuk dikeluarkan yang melewati berbagai tahapan.

Belum sempat selesai di PT. Mirota tim pendamping guru dibagi menjadi 2 untuk melakukan kunjungan belajar ke SMK N 5 Yogyakarta yang diwakilkan oleh 6 orang sedang yang lain masih dilokasi perusahaan bersama para siswa.

Kunjungan ke SMK N 5 Yogyakarta ini merupakan kunjungan belajar karena sekolah kami berniat membuka program keahlian baru yaitu Program Keahlian Desain Komunikasi Visual (DKV) dimana SMK N 5 Jogja ini merupakan sekolah yang cukup berprestasi dalam seni kriyanya. Rencananya sekolah kami akan membuka program keahlian DKV di tahun ajaran baru mendatang (2020/2021).

Setelah dari Mirota dan SMK N 5 Jogja kami kembali bertemu di rumah kerajinan batik Winoto Sastro di jalan Tirtodipuran, Mantrijeron. Disini kami melihat bagaimana proses pembuatan batik tulis yang bernilai jual sangat tinggi, bayangkan saja satu lembar kain batik berukuran 1 x 2 meter bisa seharga 15 juta.

Selesai dari Winoto Sastro kami bertolak untuk makan siang dan sholat yang kemudian dilanjut ke daerah wisata Tebing Breksi yang terletak di selatan candi prambanan di wilayah Sleman. Sebelum menjadi tempat wisata daerah ini merupakan area penambangan batu alam yang kemudian pada tahun 2014 ditutup oleh pemerintah. Oleh masyarakat sekitar kemudian kawasan ini di dekor sedemikian rupa sehingga menjadi tempat wisata yang layak untuk dikunjungi dan telah diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Bowono X sebagai tempat wisata baru. Kawasan wisata perbukitan tebing breksi ini cukup indah dengan pemandangan diketinggian yang diberi hiasan ornamen pahatan yang berada didinding tebing. Lokasi ini cocok untuk mendapatkan photo-photo yang instagramable.

Masih dihari yang sama yaitu hari senin menutup perjalanan kami dibawa ke pusat oleh-oleh kaos khas Jogja Kaos Gareng. Disini kami cukup puas berlanja kaos dengan harga yang cukup murah dikantong. Banyak siswa dan guru yang tak mau ketinggalan mendapatkan kaos-kaos produksi khas kaos gareng ini.

Kaos Gareng ini tersedia berbagai macam ukuran dari mulai balita sampai dewasa berukuran XXL, ada daster, kaos, kemeja, totebag, topi, blankon dll. Ada yang unik ketika kami tanya ke siswa yang berjejal di barisan kaos berukuran balita, ‘Kamu beli ini buat siapa?’ mereka menjawab membelikan untuk adik mereka. Wah, ternyata banyak dari siswa yang sayang dengan adiknya.

Manutup kunjungan hari pertana kami menginap di Fave Hotel yang berlokasi di kawasan Kusumanegaran yang tak jauh dari alun-alun Keraton Jogjakarta. Hotel berdesain minimalis modern yang cukup nyaman untuk dijadikan tempat beristirahat selama perjalanan KI.

Di Fave Hotel fasilitas yang kami dapatkan cukup memadai mulai dari kamar tidur yang nyaman ber-ac, kamar mandi shower, closet duduk, wastafel, gantungan pakaian, tv, meja kerja disudut kamar dan menu makan pagi yang cukup enak.

Berlanjut dihari kedua setelah selesai sarapan pagi rombongan kami dibagi 2 yaitu ada yang ke IAIN Jogja dan Akakom yang disesuaikan dengan jurusan siswa. Saya sendiri mengikuti rombongan bus menuju Akakom yang lingkungannya cukup rindang dengan pohon pinus tinggi menjulang didepan gedung pertemuan tempat meyambut rombongan kami.

Didalam kami menerima materi tentang pemasaran digital yang disampaikan oleh dosen sekaligus konsultan bisnis beberapa UMKM lokal, M Agung Nugroho. Selain menerima materi yang sangat mencerahkan kami juga mengikuti games seru yang dibawakan oleh student staff Akakom yang sangat menghibur. Kami juga diajak berkeliling ke beberapa ruangan yang dimiliki Akakom ini.

Selesai dari Akakom dan IAIN Jogja kami bertemu lagi untuk bersama-sama menuju Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Di UMY kami disambut oleh MC yang tak kalah menghibur dari sebelumnya, disini kami berkumpul di ruang presentasi yang sangat megah dan canggih dengan deretan kursi yang berjejer rapih seperti menghadari konser musik kelas VIP.

Selama di UMY kami diberi pencerahan oleh ketua admisi UMY dan 2 orang dosen yang mempresentasikan program studi Ekonomi Syariah dan Penyiaran Islam. Dari sini sepertinya banyak siswa yang kemudian menaruh impian untuk dapat melanjutkan di kamus yang sangat megah ini.

Menutup hari kedua kunjungan kami isi dengan berwisata ke Pantai Parangtritis, salah satu pantai yang sangat populer di kota pelajar ini, yang memiliki banyak mitos yang harus dipatuhi. Di Parangtritis kami bermain ombak, photo-photo dengan berbagai gaya dan sudut kamera dan tak lupa membeli oleh-oleh yang ada dilokasi ini.

Senja terasa cepat disini untuk bertolak kembali ke hotel untuk beristirahat menanti agenda terakhir yang tak kalah menyenangkan.

Di malam kedua di Jogja ini banyak dari kami yang tak ingin melewatkan malam walau masih terasa lelah tapi sayang jika dilewatkan. Saya sendiri melewati malam untuk menikmati angkringan pendopo lawas yang terletak di alun-alun utara keraton jogja, untuk sampai kelokasi ini berjarak hanya 1,5 km dan bisa tempuh dengan menggunakan ojek online seharga Rp. 9.000,- . Banyak menu khas angringan disini mulai dari yang ringan sampai berat, untuk harga berkisaran mulai dari Rp. 3.000,- s.d Rp. 15.000,- .

Tiba dihari ketiga harinya bersenang-senang, karena hari ini hanya diisi oleh wisata saja, mulai dari pagi menuju Keraton Jogja. Untuk sampai ke keraton kami harus parkir yang lumayan jauh dari keraton yaitu di parkiran titik nol yang berjalan melewati Malioboro. Sepanjang jalan rombongan kami ternyata tidak sendiri ada juga rombongan dari sekolah lain menuju lokasi yang sama, alhasil sepanjang jalan dipenuhi rombongan pelajar dari luar Jogja ini yang ingin sowan ke kediaman Sultan Hamengku Buwono ini.

Kunjungan selanjutnya dari keraton Jogja menuju tempat terdekat yaitu Malioboro dan pasar Beringharjo yang merupakan ikon kota Jogja dimana ini menjadi surga belanja oleh-oleh batik. Tanpa diaba-aba rombongan berhambur menuju toko-toko disepanjang malioboro untuk berbelanja batik. Harga disini terbilang murah meriah dengan kualitas yang cukup bagus, selain batik ada juga suvenir khas Jogja seperti gantungan kunci, miniatur onthel, Jeep, Candi, dll yang dijual dengan harga terjangkau.

Menutup dihari terakhir kunjungan sore hari kami menuju Candi Borobudur yang merupakan candi umat Budha terbesar di dunia yang sempat masuk dalam 7 keajaiban dunia.

Disini kami dipandu oleh petugas Candi yang menceritakan sejarah Candi Borobudur dan menjelaskan relief-relief yang tergambar didinding candi. Banyak dari kami yang tak ingin melewatkan moment bersama ini dengan mengabadikannya dengan berphoto bersama.

Dan tuntas sudah kunjungan kami selama 3 hari 2 malam di kota penuh kenangan ini untuk kembali ke kota kesayangan Metro.

Perjalanan malam kami tempuh dari Jogja – Metro selama kurang lebih sama 18 jam. Sampai di Sekolah tercinta SMK Muhammadiyah 1 Metro hari kamis pukul 11.45 WIB.

Banyak pengalaman dan inspirasi yang kami dapat selama Kunjungan Industri ini yang kemudian menjadi motivasi untuk belajar lebih keras, berjuang lebih keras agar cita-cita dan impian dapat tercapai, demi masa depan yang cerah.