Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas Puji Keberanian Iran dalam Menyerang Balik Israel

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas, memuji serangan balik yang dilakukan Iran terhadap Israel. Anwar mengatakan langkah yang dilakukan Iran tersebut adalah gagah berani. Dia mengungkapkan serangan balik oleh Iran itu tidak disangka oleh negara Zionis tersebut.

Anwar Abbas menyatakan bahwa Israel tampaknya berharap serangannya terhadap Iran akan menimbulkan ketakutan dan membuat Iran enggan membalas.

“Namun yang terjadi justru sebaliknya. Iran menunjukkan keberanian dengan meluncurkan serangan balasan berupa pengiriman lebih dari 100 drone ke wilayah Israel. Serangan ini memicu ledakan dan kobaran api di berbagai tempat hingga membuat pemerintah dan warga Israel panik,” ujar Anwar pada Minggu (15/6/2025).

Ia menambahkan, aksi saling serang antara Iran dan Israel berpotensi memperparah ketegangan di kawasan Timur Tengah.

Menurut Anwar, konflik ini tidak akan berhenti pada kedua negara tersebut saja, melainkan juga dapat melibatkan kekuatan besar dunia seperti Amerika Serikat dan Rusia.

“Situasi ini dipastikan akan memperumit kondisi kawasan. Israel bersama Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya tentu tidak akan tinggal diam. Demikian pula Iran, yang memiliki hubungan erat dengan Rusia, pasti akan bersiap menghadapi segala kemungkinan,” ungkapnya.

Di sisi lain, Anwar juga menyoroti sikap negara-negara Arab dan Islam yang hingga kini belum menunjukkan respons serupa terhadap Israel seperti yang dilakukan Iran.

Ia menduga, sikap diam tersebut lebih disebabkan oleh kekhawatiran terhadap dampak politik dan militer yang mungkin muncul jika mereka ikut terlibat langsung dalam konflik.

“Negara-negara di Dunia Arab dan Dunia Islam tampaknya masih memilih diam karena khawatir akan konsekuensi besar yang bisa menimpa negara mereka masing-masing,” imbuhnya.

Untuk diketahui, Iran meluncurkan serangan balasan terhadap Israel pada Sabtu dini hari (14/6/2025), dengan mengerahkan sekitar 100 drone bersenjata. Serangan tersebut, seperti dilaporkan Associated Press, menewaskan tiga orang dan melukai belasan lainnya, meski identitas para korban belum diungkap secara resmi.

Serangan ini terjadi setelah Israel terlebih dahulu melakukan serangan udara terhadap Teheran, ibu kota Iran, pada Jumat dini hari (13/6/2025) waktu setempat. Beberapa ledakan besar terdengar di ibu kota Iran di tengah meningkatnya ketegangan terkait program nuklir negara tersebut.

Menurut laporan Newsweek, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyatakan kondisi “darurat khusus” telah diberlakukan menyusul serangan awal terhadap Iran. Ia juga memperingatkan masyarakat akan kemungkinan serangan rudal dan drone yang bisa menyasar wilayah sipil Israel.

Media lokal, Times of Israel, mengabarkan bahwa wilayah udara Israel ditutup sementara untuk penerbangan masuk dan keluar hingga waktu yang belum ditentukan. Di sisi lain, sistem pertahanan udara Iran juga berada dalam kondisi siaga tinggi, dan semua aktivitas penerbangan di bandara utama ditangguhkan.

Sementara itu, Mehrnews Agency dari Iran menyatakan bahwa serangan Israel mengenai kawasan pemukiman di Teheran. Pernyataan ini sekaligus membantah klaim pihak Israel yang menyebut bahwa mereka hanya menargetkan fasilitas militer dan nuklir milik Iran.

Source : (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)